-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Hidden Dungeon - Chapter 21 (Lantai Kelima yang Dipenuhi Oleh Monster)

Aku tiba di lantai lima, dan hal pertama yang harus kulakukan adalah memeriksa sekitar.

Ya. Tidak ada monster.

Karena merasa lega, aku menguatkan diri dan maju.

Koridor di sini sangat luas, sekitar sepuluh meter sehingga aku bisa dengan bebas mengayunkan pedangku. Tetapi sebaliknya, ini membuatku ketakutan.

Itu karena mungkin ada monster besar di sini.

Oh

Sebelum ke ujung jalan, aku meletakkan punggungku di dinding.

Baru saja, aku merasa seperti mendengar sesuatu. Desis, desis, suara seperti itu.

[–Urk !?]

Aku menutup mulut untuk membungkam diriku.

Di sana, seekor semut raksasa dengan panjang tubuh lebih dari tiga meter sedang memakan mangsanya.

Apakah itu, seekor banteng?

Karena dimakan semut, sang banteng meraung putus asa. Meskipun monster tipe banteng itu ganas dan kuat, sepertinya banteng bahkan tidak dianggap sebagai bahaya (oleh semut).

Jika aku ingat dengan benar, rahang semut itu kuat. Itu bisa dengan mudah mengangkat benda sepuluh kali beratnya.

Dahulu kala, seorang sarjana tertentu mengatakan bahwa jika semut menjadi sangat besar maka bahaya akan menjadi berbahaya.

Bahaya akan menjad berbahaya? Pertama, penggunaan kata itu sudah masalah, juga tanpa hipotesis, aku tidak bisa memutuskan apa pun.

————————————————————–———–———–———–———–———–

Semut Rahang Raksasa
Level: 45
Skill:
Peningkatan Kelincahan | Mempunyai Rahang yang Kuat

————————————————————–———–———–———–———–———–

Hiii, sepertinya jika aku tertangkap oleh rahangnya, aku tidak akan bisa melarikan diri.

Aku pikir tadinya levelnya akan melampaui Dead Reaper.

Apa yang harus kulakukan, aku takut tapi mari serang saja.

Sementara masih asyik makan mangsanya, aku merasa seperti bisa mengalahkannya.

Ayo lakukan!

Aku mengeluarkan Peluru Batu Api di depanku. Karena aku baru saja mempelajarinya, aku ingin mencobanya sekali.

Dengan hati-hati, aku mengintip wajahku dari balik dinding, lalu memeriksa apakah aku belum diperhatikan oleh semut dan kemudian aku menembakkan Peluru Batu 100 cm.

Kekuatan penuh dari awal.

Batu besar yang diselimuti oleh api putih itu terbang seolah memotong angin.

[- !?]

Semut yang terkejut menangkis Peluru Batu Api dengan Banteng yang saat ini dimakannya.

Terbakarlah!

Banteng terbakar oleh api.

Semut Rahang Raksasa melemparkan Banteng dan kemudian segera pergi ke arahku.

JEPRET!!!

Dengan kecepatan luar biasa, itu menutup rahangnya!

Jika aku tidak menggunakan Langkah Mundur untuk menghindar, aku akan menjadi mangsa berikutnya….

Berkat praktik di kelas guru, aku entah bagaimana aman.

Karena itu, sedikit jarak yang dibuat antara aku dan semut. Saat menyerang dengan Peluru Batu yang normal, aku memperpendek jarak.

Batu itu mudah hancur.

Semut Rahang Raksasa terganggu, aku berhasil memotong antenanya.

Aku mundur sebentar untuk menyesuaikan diri (sikapnya, dll).

ctak-ctak, semut itu mengklik rahangnya seolah-olah mengintimidasiku dan kemudian mulai menyerangku lagi.

Berguling.

Berguling guling.

Berguling guling guling.

[…Hah?]

Apa yang dilakukan semut besar ini?

Itu benar-benar berjalan di tempat yang sama.

Ah, begitu ... Ini karena Semut Rahang Raksasa kehilangan antenanya

Tidak baik melewatkan kesempatan seperti itu jadi aku menembak Peluru Batu Api.

Pshoo, Bam, Boooom—-

Batu terbang itu mengenai perut Semut dan membakarnya.

[Whoa, udara panasnya terlalu banyak]

Dengan cepat, aku memotong bagian yang tidak terbakar yaitu kakinya. Mungkin bisa digunakan sebagai bahan.

———————————————————
Kaki Semut Rahang Raksasa Peringkta B (6)
———————————————————

Ngomong-ngomong, saat memeriksa diriku sendiri, aku naik level ke 43.

LP ku yang tersisa adalah 800 sehingga aku tidak bisa memaksakan diri (untuk menggunakan LP)

Mungkin, haruskah aku kembali?

Setelah merenung sebentar, aku memutuskan untuk menghabiskan waktu sekitar satu jam di dekat tangga.

Dalam satu jam, aku bisa menggunakan Teleportasi Dugeon Tingkat lagi.

Jika situasinya menjadi berbahaya, mari gunakan Senter → Teleportasi Dugeon Tingkat kombo.

Oleh karena itu, aku terus menjelajahi dugeon.

Aku berjalan melewati lorong yang seperti labirin selama tiga menit. Ada juga kasus-kasus ketika aku merayap dan meletakkan punggungku di dinding.

Itu dia ... ada sesuatu setelah sudut ini ...

[CLUCKCLUCKCLUCK]

[HISSSSSSSS!]

Kedengarannya seperti jeritan burung yang lucu, tetapi sebaliknya terdengar seperti makhluk berbahaya

Aku mengintip sedikit.

Itu terlihat seperti perkembangan di mana python dan katak akan mengalami pertempuran yang intens.

Sepertinya cluck-cluck memekik berasal dari katak.

Keduanya, yang lebih besar dari semut sebelumnya saling melotot.

Tempat ini benar-benar dipenuhi oleh monster.

Orang yang membuat langkah pertama adalah python.

Merayap di tanah, ia membuka rahangnya lebar-lebar dan menunjukkan taringnya seperti akan menggigit. Katak itu dengan cepat melompat.

Bam!

Tapi katak itu membenturkan kepalanya ke langit-langit dan jatuh ke tanah.

Tentu saja!

Python dengan mudah melilit tubuh katak.

Ini benar-benar seekor katak yang dipelototi oleh seekor ular[1]

Yah, pertama-tama pertempuran ini adalah ...

————————————————————–
Ular raksasa

Level: 50

Skill:

Melilit
————————————————————–
Katak Raksasa

Level: 144

Skill:

Bisa ular
————————————————————–

Aku tercengang oleh kenyataan bahwa aku tidak berharap, benjolan / kutil di punggung katak mengeluarkan cairan kental putih dengan derasnya.

Tentu saja ular yang melilit itu menyentuh cairan itu.

Dan kemudian, pssshhhh ... Aku mendengar suara seperti daging terbakar dan kemudian asap mulai muncul.

Racun?

Karena tubuhnya meleleh dalam sekali jalan, benturan, tubuh ular itu terbelah menjadi dua bagian.

Bukankah katak itu terlalu kuat ...?

Semut dari sebelumnya adalah level 45, pastilah katak itu sesuatu yang istimewa.

Seperti yang bisa diduga, ular itu keluar dari pertarungan Karena ular itu merasakan bahwa musuhnya sulit dikalahkan, tampaknya ia akan melarikan diri, tetapi pada saat yang sama.

Suara langkah kaki bisa terdengar dari bagian lorong yang lebih dalam.

「Cluckuu!」

Katak itu menjadi waspada. Tentu saja. Bahkan itu membuat seluruh tubuhku merinding.

Apa-apaan itu?

Seekor Singa— hitam.

Surainya tebal, tubuhnya terkoyak dan ekornya berayun bebas. Dan semua tubuhnya itu hitam seperti kegelapan.

Kecuali matanya. Warnanya merah, bersinar dengan kekuatan.

Bagian-bagian yang berbeda dari singa biasa tidak hanya warnanya. Ukuran tubuh yang satu ini jauh lebih besar dari ukuran normal. Meskipun– bagian yang paling aneh adalah yang ada di kepalanya ...

「Gluck-Gluck!」

Mungkin karena tidak dapat menahan rasa takutnya, katak melancarkan serangan pendahuluan. Itu menjulurkan lidahnya.

Itu memukul surai singa dan menempel erat padanya. Sepertinya kelengketannya cukup tinggi.

Persis seperti itu, katak melompat maju dan kemudian lompat!? Untuk kedua kalinya, kepalanya terbentur ke langit-langit dan jatuh ke lantai.

Apa yang kamu coba lakukan, kataaaaaak !?

Singa menggunakan cakarnya seolah-olah mengatakan "apakah kamu bodoh?" Dan mengalahkan katak dalam satu pukulan.

Apa kau bercanda, tentu saja katak itu bodoh tetapi levelnya 144, tahu.

Menilai singa, aku heran.

————————————————————–
????

Level: ???

Skill: ???
————————————————————–

Tidak ada satupun informasi yang keluar.

Mungkin ia memiliki skill yang mencegah Penilaian.

Tidak, tidak ada waktu untuk melakukan ini!

Singa hitam memperhatikan keberadaanku, dengan langkah gagahnya itu lalu menutup jarak di antara kami.

Sungguh intimidasi yang luar biasa, apalagi sesuatu yang misterius di kepalanya. Kenapa? Kenapa benda itu ada di kepalanya !?

Bagaimanapun, sepertinya aku tidak bisa lari. (Kekuatan kami) bahkan tidak bisa dibandingkan.

Karena itu, aku menggunakan kombo yang kupelajari dari Master.

Flaaaaaashh, cahaya terang mulai meledak

『Ah, tunggu manusia yang di sana, aku punya sesuatu untuk dilakukan- !?』

Terburu-buru, aku menggunakan skill Level Teleportasi dan membuat lubang di depanki. Aku melompat ke dalamnya dengan cepat.

Dan kemudian aku menghela nafas lega setelah melihat pintu lantai 1.

Dahiku basah kuyup oleh keringat dingin.

「Singa itu, berbicara, kan?」

Kurasa itu mengatakan sesuatu tentang manusia dalam suaranya yang sangat rendah.

Aku bertanya-tanya apakah itu tipe monster yang bisa berkomunikasi?

Jika itu benar-benar bukan makhluk jahat dan bisa berkomunikasi denganku, aku ingin bertanya sesuatu.

「Kenapa ada tulip mekar di kepalamu!」

Ya aku penasaran tentang hal itu.

---

Sepertinya aku akan terlambat dari waktu yang dijanjikan dengan Gadis Suci.

Aku berlari cepat-cepat melewati kota.

Ketika aku sampai di sisi depan toko alat yang kukenal, Emma ada di sana mengayunkan lengannya lebar-lebar.

「Kamu terlambat-! Disini.」

Karena dia menungguku, aku buru-buru pergi ke arahnya.

Baik karena aku panik atau karena aku lelah, kakiku tersandung batu dan aku akan jatuh ke depan.

Kenyal.

Wajahku mendarat di dada Emma yang begitu berlimpah.

「Hyau !?」

「Mnh, Maaf!」

Akan keren jika aku mengatakan 『Bantal yang bagus!』 , tapi disini sayangnya aku ini pengecut. Ya, aku pengecut karena aku takut dia akan menamparku.

「Muh- Itu mengejutkanku~」

「Sungguh, aku sedang terburu-buru. Aku minta maaf atas pelecehan seksual. 」

「Tidak, tidak perlu meminta maaf sebanyak itu. Eh, ngomong-ngomong kita terlambat jadi mari kita bergegas! 」

「Oh ya, itu benar.」

Sambil menjaga kecepatan berjalanku dengan Emma, ​​aku memikirkan hal ini;

Sebelumnya adalah efek 【Si Mesum yang Beruntung】, bukan?

Satu detik kemudian, teoriku dibuktikan ..

「Kyah !?」

Entah bagaimana embusan angin berhembus melewati jalan yang jarang ditiup angin. Seperti sebuah lelucon, embusan angin membalik rok seorang wanita di dekatku.

Celana dalam berwarna mencolok terlihat di mataku.

Sejujurnya, aku sama sekali tidak merasa bahagia.

Itu karena ... wanita itu adalah nenek yang keriput.

Sesuatu mengalir dalam diriku.

「Blegh-」

「Apakah kamu begitu terstimulasi sehingga kamu ingin muntah? Di sana, ada sedikit bonus untukmu.」

「Blegegegegh」

Skill ini perlu ditingkatkan ....!

_________________________________________________________________________________

  1. Seekor katak yang dipelototi ular adalah idiom Jepang yang menggambarkan keadaan lumpuh, tidak mampu bergerak.
_________________________________________________________________________________

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter