-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Hidden Dungeon - Chapter 4 (Pergi ke Sekolah Pahlawan)

Sekarang, setelah kondisiku membaik, kami melanjutkan perjalanan. Aku juga mempertimbangkan untuk menggunakan Skill Edit yang lain karena LP ku telah kembali ke 500 LP.

「Proyektil Batu」
〈Mengeluarkan mana untuk membuat dan menembakkan proyektil batu dengan ukuran 20 cm.〉

Mana. Meskipun ada perbedaan berdasarkan antar individu, setiap manusia memiliki mana. Ketika mana habis, kau tidak bisa lagi menggunakan sihir dan vitalitasmu juga terkena dampaknya. Sementara beberapa orang akan pingsan setelah satu tembakan, ada juga yang dapat menembak hingga seratus kali. Ini adalah tingkatan masyarakat!

Tapi cukup sampai disitu. Aku menggunakan Edit.

20 cm → 10cm hingga 100 cm

Mengubah teks seperti itu menggunakan 100 LP. Hal itu masih dapat diterima jadi aku memutuskan untuk menggunakannya.

Jujur, kerusakan proyektil batu saat ini cukup rendah, jadi meskipun biaya mananya lebih tinggi, aku ingin bisa menembakkan proyektil batu yang lebih besar. Di sisi lain, ketika aku harus menjaga mana atau mengeluarkannya perlahan dengan diameter hanya 10 cm.

"Tuan bangsawan, tolong, jika Anda bermurah hati."

Seorang lelaki tua duduk di jalan yang kami lewati dan berbicara kepada kami. Rambutnya yang panjang tidak terawat dan wajahnya hitam seolah tertutup debu. Status sosial orang buangan jauh di bawah orang biasa.

Bukannya dia tahu kita ini bangsawan, mereka mengatakan hal yang sama kepada semua orang. Lagipula, siapa yang salah menganggap kita bangawan? Jika ada malah sebaliknya.

"... Ini tidak banyak, tetapi dengan ini seharusnya bisa makan sebanyak mungkin."

Biasanya orang akan mengabaikan orang buangan seperti ini - tidak ada akhirnya jika menolong mereka walau sekali. Namun, aku belum pernah melihat Emma bereaksi seperti itu.

"Kamu tidak pernah berubah, ya?"

"Kebetulan saja aku terlahir di keluarga yang diberkati."

"Benar. Dan kebetulan aku terlahir sebagai bangsawan miskin. Apakah tidak apa-apa jika aku mulai menangis sekarang?"

"Oo ~ tentu saja, ayo."

"Itu membuatku merasa sedikit diejek."

Tiba-tiba bercanda kami terganggu oleh jeritan.

"Pencuri! Seseorang, ――!"

Bukankah itu orang buangan dari sebelumnya yang berteriak minta tolong sekarang! Pria paruh baya yang mencuri darinya berlari berlawanan arah dari kami.

"Aku akan menangkapnya dengan cepat!"

"Tidak, biarkan aku yang menangani ini."

"Tapi, Noire kan ..."

"「Proyektil Batu」 "

Dopang! Dokang!

Batu yang kutembakkan mempunyai lengkungan yang luar biasa dan menyerang pencuri dari belakang, menyebabkan dia tersandung dan jatuh. Orang-orang yang berada di dekatnya menembaki dia dan orang buangan itu bisa mendapatkan kembali uangnya.

"Wooow! Itu proyektil batu, kan! Kenapa kamu bisa menggunakan itu !?"

"Kamu akan bertemu dengan kejutan jika mengalihkan pandanganmu dari seorang pria selama tiga hari."

"Aku cukup yakin kita terakhir berbicara kemarin!"

"Aku hanya mengatakan bahwa aku dalam masa pertumbuhan yang cepat."

"Sepertinya batu itu lebih besar dari biasanya ..."

Aku benar-benar menyesuaikannya dengan ukuran 30 cm dan kekuatannya benar-benar melampaui Skill yang tidak dimodifikasi. Itu tidak mengkonsumsi terlalu banyak MP, jadi kurasa bisa dikatakan sukses.

"Kalau begitu, aku akan pulang. Aku masih perlu untuk mempersiapkan ujian masuk sekolah pahlawan besok."

"Kamu mau daftar ke sekolah itu !?"

"Begitulah. Sampai jumpa."

Aku mempertimbangkan untuk mampir ke Dungeon Tersembunyi sebelum pulang, tetapi karena aku merasa sedikit lelah, aku langsung pulang pada hari itu. 

Pada malam hari aku mengetuk pintu adikku. Dengan berpikir toh tidak ada ruginya aku memutuskan untuk mencoba memulihkan beberapa LP.

"Kakak, ada apa?"

"Aku punya sedikit permintaan."

"Apa pun itu, aku akan melakukan yang terbaik untuk memenuhinya!"

"Lalu, bisakah aku meminta pangkuan bantal?"

"Pangkuan laptop !?"

"Bukan pangkuan laptop, pangkuan bantal." [1]

"M-, maaf aku salah dengar ... Ya, tentu saja, tidak apa-apa!"

Mengekspresikan rasa terima kasih, aku memasuki kamar Alice. Sudah setahun sejak aku terakhir kali masuk, tapi dia pasti menjaga kamarnya tetap rapi. Aku bersyukur dia setuju dengan permintaan dariku yang membingungkan, dengan bantuannya LP ku menjadi naik hingga 30. Tidak sebanyak ketika dengan Emma, ​​tapi itu banyak membantu.

"Kelelahanku hilang, terima kasih."

"Jika hanya segitu datang saja kepadaku kapan pun kamu membutuhkan bantuanku."

"Bisakah kita juga melakukan pelukan selamat malam?"

"Fuwha- !? Maksudku, tentu saja!"

"Kamu adik perempuan yang terbaik, Alice."

430 LP → 500 LP

Tapi tetap saja ... ini hanya untuk memulihkan LP, itu bahkan tidak membedakan antara adik perempuan. Ini benar-benar Skill Master. Aku harus segera mengunjunginya lagi.

---

Aku merasakan jantungku berdetak kencang saat aku melewati lengkungan batu yang besar. Sekolah pahlawan memiliki beberapa penjaga gerbang di sebelah pintu masuk yang memeriksa dada semua orang sebelum mereka bisa masuk.

Aku memiliki lencana tembaga yang berbentuk seperti topi di dadaku, bukti bahwa aku adalah bagian dari garis keturunan Baronet. Tergantung pada peringkat seseorang, warna dan bentuknya akan berbeda, yang memungkinkan untuk segera mengetahui pangkat bangsawan mana yang dimiliki oleh pihak lain. Karena secara teknis aku masih bangsawan, aku bisa masuk tanpa masalah dan menuju meja resepsionis sekolah.

Setelah diterima di sekolah pahlawan status sosialmu tidak lagi penting, tetapi selama ujian masuk ada beberapa diskriminasi yang tampak jelas.

Hari ini ujian utama berlangsung. Yang benar adalah, ujian tambahan, yang mana orang biasa dan sejenisnya harus ambil bagian, sudah diadakan beberapa hari yang lalu. Mereka yang lulus dapat mengikuti ujian hari ini. Namun, anak-anak bangsawan diberikan izin masuk gratis dan diizinkan untuk memulai ujian utama dengan segera.

Penerimaan selesai dan aku menuju ke tempat ujian. Aku sedikit terkejut dengan banyaknya orang yang sudah hadir. Para bangsawan dan rakyat jelata bergabung mungkin ada sekitar 300 orang.

"Oh, para hadirin, aku berterima kasih untuk semua yang berkumpul di sini hari ini."

Setelah menunggu sebentar, ketua dewan direksi menyambut semua orang. Dia mendekati usia tua, tetapi mata dan posturnya tegas dan memancarkan aura yang bermartabat. Kudengar dia dulunya adalah pencari dungeon kelas satu. Pidato sambutan dengan cepat bergeser ke penjelasan tentang isi ujian yang sebenarnya.

"Ujian utama dibagi menjadi dua bagian dan nilai ujianmu akan menjadi hasil gabungan dari semuanya. Biarkan aku mulai menjelaskan ujian pertama dengan segera."

Segalanya berubah tak terduga di sini. Rupanya ujian pertama akan berbasis tim! Sepertinya kau bebas untuk memilih rekan timmu sendiri, tetapi aku agak bermasalah. Dengan siapa aku seharusnya bekerja sama?

"Noire, aku di sini ~~!"

"Emma !?"

Yang bergegas menghampiriku adalah Emma, ​​yang dilengkapi belati dan penuh energi.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Ya ~, aku memutuskan untuk mengambil ujian juga ~. Pengangguran itu cukup suram."

"Yah, seorang bangsawan yang menganggur tentu saja menuai kritik."

"Jadi, mari kita bergabung! Denganku kita akan lebih kuat daripada tim yang terdiri dari seratus orang, na- ha-ha ~!"

Kedengarannya bagus. Jujur saja, mengajak Emma berpartisipasi adalah bantuan yang besar. Dia juga cukup terampil dalam pertempuran, tidak seperti diriku. Ketika aku berpikir tentang apa yang harus dilakukan terhadap anggota tim yang tersisa, seorang gadis dengan rambut hitam panjang berbicara kepada kami.

"Mari bergabung."

Cara bicaranya tenang dan lembut. Rasanya seperti ditolak bahkan tidak terlintas dalam benaknya - yang tidak mengejutkan, dia memiliki lencana Count!

Ah ..., kecemerlangan itu terlalu menyilaukan bagi seseorang dengan peringkat terendah ... Emma akhirnya menjadi yang pertama menjawab.

"T-tentu saja, dengan senang hati."

Jadi, dia bahkan sadar tentang hal itu ketika seseorang ada dua peringkat di atasnya, ya.

"Tidak perlu untuk formal dan sejenisnya. Setelah lulus ujian hari ini jajaran bangsawan tidak akan memiliki arti apa pun. Aku Chaly Norda."

"Noire Stalgia."

"Tolong panggil aku - ... Maksudku, namaku Emma Brightness."

"Aa, keluarga Brightness. Aku pernah mendengar nama itu. Dan Stalgia ... memangnya ada keluarga dengan nama itu? Begitu ya."

Tidak mengherankan, itu berada di tingkat bawah. Meskipun aku akan menghargainya jika dia setidaknya berpura-pura mendengarnya. Dia melanjutkan.

"Oh, baiklah, itu tidak penting. Kita hanya bekerja sama untuk sementara saja."

Ahh, tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, dia benar-benar memandang rendah kita. Aku bertanya-tanya apakah proses pemikirannya yang sebenarnya ada di garis "bagaimana aku bisa bekerja sama dengan seorang Baronet rendahan."

"Bagian pertama ujian―― Untuk mendapatkan bahan monster dari sekarang sampai enam malam! Skor ditentukan berdasarkan bahan yang dikumpulkan. Kamu bebas untuk mendapatkannya dengan cara apa pun yang kamu suka. Sekarang, mulai! "

Ketika pengumuman ketua bergema, semua orang yang berkumpul mulai bergerak sekaligus. Beberapa orang bahkan berlari langsung ke pintu keluar.

"Mari kita berpencar dan mengumpulkan materi secara terpisah. Jangan berakhir menyeretku kebawah, oke?"

Anak perempuan Count memiliki punggung ramping dan kulit putih bersih. Itu, dikombinasikan dengan wajahnya yang tenang, memberikannya suasana kecantikan, yang mungkin merupakan bagian dari alasan kesombongannya. Sambil tersenyum ceria, aku berkata padanya.

"Ya, mari kita dapatkan skor yang bagus, Lenore Bluedon."

"Noire, apa yang kamu katakan? Bukankah itu Chaly Norda?"

Emma tidak menyadarinya. Kebohongan Countess, yaitu, Lenore menatapku dengan mata terbuka lebar dan aku melanjutkan, masih tersenyum.

"Sekarang apa yang harus kita pikirkan tentang rekan setim yang memberi kita nama palsu? Yah, jangan sampai menyeret kita ke bawah, ya?"

Membalikkan punggungku pada gadis yang tercengang itu, aku segera mulai meninggalkannya.

Ah, tapi ada sesuatu yang masih harus kukatakan padanya.

"Ngomong-ngomong, meskipun sikapmu tenang ada buah yang tersangkut di antara gigimu."

"Ap- !?"

"T-tunggu, Noire! Tentu itu juga ada dalam pikiranku, tetapi kamu tidak bisa mengatakan itu padanya!"

Menanggapi sikap berani dengan perilaku berani juga merupakan semacam etiket, bukan?

_________________________________________________________________________________

  • Adiknya salah denger "Lappy Low" harusnya "Lap Pillow" , Koreksi jika terjemahanku salah >.<
_________________________________________________________________________________

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter